TRENOTO – Akio Toyoda mundur dari posisinya sebagai Presiden dan CEO Toyota per April 2023. Posisinya akan diisi oleh Koji Sato yang sedang menjabat Presiden Lexus.
Meski mundur dari jabatannya, cucu dari Kiichiro Toyoda (pendiri Toyota) tidak sepenuhnya meninggalkan perusahaan. Pasalnya ia akan duduk di kursi chairman menggantikan Takeshi Uchiyamada yang sudah menanggalkan jabatannya.
Keputusan ini dibuat karena menurutnya Toyota memerlukan ide segar dari generasi muda seperti Koji Sato. Terlebih di bawah kepemimpinan Toyoda, perusahaan asal Jepang tersebut dinilai kurang dapat beradaptasi oleh perubahan ke mobil listrik.
Kondisi diyakini akan berubah ketika Sato memimpin sehingga bisa lebih mudah menerima perubahan pasar. Termasuk dalam mengembangkan model-model baru berdaya listrik.
“Seorang CEO butuh sosok berenergi tinggi serta berjiwa muda. Tugasnya adalah mengubah Toyota menjadi perusahaan mobilitas dan saya yakin bahwa ia sanggup melakukan apa yang tak bisa saya kerjakan,” tegansya.
Akio Toyoda sendiri duduk di posisi CEO selama hampir 14 tahun. Pada 2009 Ia menjadi presiden perusahaan menggantikan Katsuaki Watanabe dan merupakan anggota pertama keluarga Toyota yang memimpin sejak 1995.
Selama masa kepemimpinannya ada banyak krisis harus dihadapi. Tantangan pertama adalah perusahaan mengalami kerugian besar setelah badai krisis keuangan global hingga menyebabkan beberapa pabrik Toyota ditutup di 2009 hingga 2010.
Masih di 2010, Toyota juga mengalami krisis karena dianggap memiliki kualitas kendaraan yang buruk. Perusahaan pun mendapat banyak kritik atas lambatnya tindakan recall khususnya di Amerika Serikat.
Tantangan tidak berhenti di sana karena pada 2011 Jepang bagian utara mengalami gempa dan tsunami hebat. Kondisi tersebut pun menyebabkan produksi kendaraan mengalami gangguan.
Dan belakangan ini badai kritik juga kembali dilayangkan karena lambatnya mereka dalam mengadopsi kendaraan listrik. Toyoda lebih memilih untuk mengembangkan teknologi hybrid sehingga para aktivis lingkungan menyayangkan keputusan tersebut.
Beragam dampak negatif pun dirasakan perusaan karena kini mereka telah tertinggal oleh kompetitornya khususnya Tesla. Diperlukan terobosan besar serta konsistensi agar mereka dapat mengejar ketertinggalannya.