TRENOTO – Mobil listrik memiliki sejumlah perbedaan signifikan dengan mobil mesin bensin atau konvensional, khususnya di sumber tenaga. BEV (battery electric vehicle) memiliki tambahan komponen baterai yang harus diisi dayanya secara teratur.
Kerusakan baterai tentunya dapat menjadi sangat merugikan untuk pemiliknya, apalagi jika mobil ingin dijual kembali. Kebiasaan pemilik dalam melakukan pengisian daya tidak dapat terlihat secara langsung dari kondisi fisik baterai.
Untuk itu Bosch Indonesia memperkenalkan teknologi untuk menganalisa dan menyimpan data cloud terkait baterai mobil listrik yang dapat mencatat pola pengisian daya, penggunaan baterai hingga cara berkendara BEV seseorang. Ini diklaim dapat bermanfaat terutama ketika mobilnya akan dijual kembali.
Teknologi yang disebut dengan nama Battery in the Clouds ini berfungsi layaknya buku servis. Di dalamnya ada data-data penting tentang baterai sehingga calon pembeli bisa melihat kualitas baterai pada mobil listrik yang akan dibelinya.
Hal ini dijelaskan oleh Reynold Rumambi, Powertrain Solution Manager Bosch Indonesia di sela gelaran Formula E belum lama ini. Reynold mengatakan bahwa teknologi tersebut sekarang sudah diimplementasikan pada sejumlah merek mobil listrik di Eropa.
“Semakin banyak mobil yang menggunakan teknologi seperti ini akan semakin baik jadi kita juga bisa melihat tren. Kita bisa lihat data-datanya bukan untuk melihat kelemahan tapi melihat apa yang harus dikembangkan,” ucap Reynold di Ancol, Jakarta Utara.
Untuk diketahui sama seperti barang elektronik lain misalnya smartphone, pengisian daya EV tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tanpa memperhatikan waktu atau kapasitasnya. Pemilik tidak boleh menunggu sampai daya baterai 0 persen dan juga tidak bisa terlalu sering menggunakan fitur fast charging.
Hanya saja ia masih enggan menyebutkan lebih rinci pabrikan atau modelnya. Ke depannya ia menegaskan pihaknya akan mencoba untuk kerja sama dengan merek-merek yang ada di Tanah Air karena teknologi ini tidak bisa dipakai secara individual.
“Tidak bisa kalau beli pribadi karena ada alat yang harus ditanamkan ke mobilnya dan itu adalah kerjanya pihak pabrikan. Ketika device-nya ditanam nanti data dari baterai itu diunggah ke cloud,” jelasnya.
Terlihat diparkir tanpa kamuflase di area Korea Selatan, Hyundai Staria hybrid sudah mulai tes jalan
Subsidi memberikan dampak positif bagi penjualan mobil listrik Hyundai di Indonesia hingga 100 persen
Ketersediaan SPKLU jadi kendala, namun Wuling sebut 80 persen pemilik mobil listrik mengecas di rumah
Meski ada hambatan dan juga kendala adopsi, Wuling melihat pasar mobil listrik di Indonesia potensial
Toyota raih penghargaan Katadata Green Initiative Award karena memiliki inisiatif kualitas lingkungan
Guna menurunkan angka polusi udara yang saat ini masih tinggi, mobil konvensional dilarang beroperasi di IKN
Meski pasarnya sudah mulai ramai IESR sebut adopsi mobil listrik di Indonesia masih menghadapi kendala
Piaggio Indonesia resmi membawa produk anyar, yakni Moto Guzzi V100 Mandello Aviazione Navale ke Tanah Air
Ganjil genap Puncak digelar untuk menyambut libur Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H agar lalu lintas lancar
Bermitra dengan perusahaan Tanah Air, Neta siap rakit puluhan ribu EV di Indonesia mulai tahun depan