GAC GS3 Resmi Meluncur, Jadi Mobil SUV Rp300 Jutaan
29 Desember 2021, 13:00 WIB
Pabrikan mobil China memperluas jaringan di Rusia dengan menambah diler di tengah perang melawan Ukraina
Oleh Denny Basudewa
TRENOTO – Konflik Rusia – Ukraina tidak menggentarkan pabrikan mobil China yakni GAC (Guangzhou Automobile Group) untuk memperluas jaringan mereka. Padahal manufaktur mobil lainnya justru menghentikan aktivitas produksinya.
Seperti telah diwartakan sebelumnya, merek-merek seperti VW (Volkswagen), Renault dan berbagai brand di bawah bendera Stellantis menutup pabriknya. Mereka menutup aktivitas pabriknya di sana akibat agresi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Lebih dari itu, mereka juga menghentikan aktivitas ekspor ke negeri Beruang Merah tersebut terkait sanksi. Rusia mendapat sanksi dari negara-negara barat karena telah memulai perang.
Namun di balik banyaknya produsen otomotif yang memilih untuk memberikan sanksi terhadap Rusia, hal ini tidak dilakukan oleh China. GAC justru memperluas jaringannya di Rusia dengan menambah jumlah diler.
Dilansir Antara dari kantor berita Rusia TASS, GAC menambah dilernya di beberapa kota Rusia seperti Tver, Yekaterinburg, Tyumen, Rostov dan Moskow pada tahun ini. Disebutkan penjualan GAC di negara tersebut cenderung berkembang belakangan.
Pembukaan diler baru di kota-kota di atas, karena wilayah tersebut memiliki akses mobilitas yang luas dengan kota lain di sekitarnya. Sehingga dengan menambah diler GAC meyakini bisa menambah konsumen baru.
Tidak hanya diler, GAC juga menyiapkan jaringan purna jual di Rusia. Hal ini tentunya guna mendapatkan kepercayaan dari konsumen di Rusia.
Meskipun pabrikan mobil asal China tersebut mengumumkan untuk melebarkan sayap, namun tidak disebutkan jenis mobil yang akan dipasarkan di Rusia.
Berdasarkan laman resminya, GAC memiliki sejumlah produk unggulan seperti Sedan GA4, GA6 dan GA8. Lalu untuk jenis SUV terdapat GS3, GS4, GS5, GS6, GS7 dan GS8.
Lalu adapula mobil keluarga seperti GN6 dan GN8. GAC juga memiliki mobil listrik unggulan yakni GE3.
Perang Rusia – Ukraina memang menyedot perhatian dunia belakangan ini. Banyak korban tidak bersalah akibat peperangan sehingga merugikan banyak pihak.
China dikatakan sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari perang Rusia – Ukraina. Karena hanya China yang tidak memberikan sanksi terhadap Rusia sehingga produk-produknya bisa masuk dengan leluasa.
Terlebih dikabarkan mata uang Rusia yakni Rubel saat ini tengah mengalami penurunan
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
29 Desember 2021, 13:00 WIB
Terkini
25 April 2024, 21:25 WIB
Chery tidak paksa diler siapkan fasilitas untuk kendaraan listrik karena pasarnya belum terlalu besar
25 April 2024, 20:37 WIB
Meski terjadi perlambatan, IEA prediksi penjualan mobil listrik global bisa tembus 17 juta unit tahun ini
25 April 2024, 19:00 WIB
Chery pertahankan harga jual kembali kendaraannya dengan beragam cara agar masyarakat tidak merasa rugi
25 April 2024, 17:00 WIB
Chery buka diler pertamanya di Karawang dengan fasilitas 3S agar pelanggan mudah membeli dan merawat mobil
25 April 2024, 16:00 WIB
Tidak dipungut biaya atas kebijakan Kementerian ESDM, ini 14 bengkel yang layani konversi motor listrik gratis
25 April 2024, 15:00 WIB
Indonesia Diecast Expo 2024 bakal digelar di ICE BSD pada 26-27 Oktober dengan melibatkan lebih banyak brand
25 April 2024, 14:00 WIB
Kembaran Yamaha Aerox 155 di Malaysia baru saja mengalami penyegaraan, membuat motor tersebut semakin sporti
25 April 2024, 12:59 WIB
Menghadapi panasnya persaingan di pasar China, 2 model mobil listrik Toyota meluncur di Beijing Auto Show