GAC Aion Pilih Indonesia jadi Basis Produksi Kedua
19 April 2024, 21:50 WIB
Kehadiran produk asal China akan sebabkan perang harga mobil listrik di Eropa dan ancam pabrikan lokal
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Perang harga mobil listrik di Eropa akan menjadi kenyataan setelah produsen China mengembangkan pasarnya ke Benua Biru. Kondisi tersebut membuat pabrikan lokal terancam karena model yang mereka jual memiliki banderol lebih mahal sehingga sulit berkompetisi.
Hal ini disampaikan oleh Carlos Tavares, CEO Stellantis beberapa waktu lalu. Menurutnya bila tidak ada kebijakan politik untuk mendukung maka produsen mobil Eropa seperti grup Stellantis (Peugeot PSA Group, Chrysler, Opel, Citroen, Dodge dan masih banyak lagi), BMW dan Volkswagen akan terancam.
“Perbedaan harga antara kendaraan Eropa dan China sangat signifikan. Jika tidak ada perubahan dalam situasi saat ini maka pelanggan Eropa dari kelas menegah akan beralih ke mobil China,” ungkapnya.
Ia bahkan mengibaratkan para produsen mobil Eropa sekarang tengah berjuang dengan satu tangan terikat di belakang. Pasalnya ada aturan di Eropa yang membuat kendaraan buatan benua biru lebih mahal 40 persen dibandingkan produk China.
Sebagai contoh MG4 EV varian terendah dijual USD 13.000 atau setara Rp201 juta lebih murah dibanding Volkswagen ID.3 termurah. Selisih harga tersebut dinilai cukup jauh sehingga sulit berkompetisi di pasar.
Keresahannya memang sangat beralasan mengingat kejadian serupa pernah terjadi beberapa dekade lalu. Pada 1960-an dan 1970-an telah terjadi persaingan industri sepeda motor Inggris melawan kendaraan roda dua asal Jepang.
Tavares pun menambahkan bahwa bila para pemimpin negara-negara Eropa gagal memberikan dukungan, maka mereka terpaksa memindahkan lokasi pabrik. Hal ini harus dilakukan untuk mengurangi biaya produksi serta bersaing dengan model asal China.
Ia bahkan memberikan beberapa saran untuk dijadikan solusi altenatif agar kondisi terburuk dapat terhindari. Salah satunya adalah dengan melakukan perubahan kesepakatan perdagangan yang bisa membatasi industri Eropa di China.
Langkah ini tentu tidak populer karena sejumlah perusahaan Jerman akan menentangnya. Bagaimana pun politisi Eropa harus menghadapi beragam pilihan sulit namun mereka harus mengambil keputusan secara cepat.
“Jika tidak ada langkah signifikan yang dilakukan oleh para pemimpin Uni Eropa maka perang perdangan dapat terjadi secara mengerikan,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
19 April 2024, 21:50 WIB
19 April 2024, 10:00 WIB
18 April 2024, 13:12 WIB
18 April 2024, 11:02 WIB
17 April 2024, 20:00 WIB
Terkini
20 April 2024, 17:16 WIB
SUV (Sport Utility Vehicle) tujuh penumpang Citroen C3 Aircross siap tantang Toyota Rush dan Daihatsu Terios
20 April 2024, 17:07 WIB
Kepolisian meminta para pemudik yang melanggar ganjil genap Lebaran 2024 agar tidak mengabaikan surat tilang
20 April 2024, 12:00 WIB
Kejaksaan Agung sita Lexus RX300 dan Toyota Vellfire milik Harvey Moeis untuk dijadikan barang bukti
20 April 2024, 10:09 WIB
Suzuki Ignis bekas kini ditawarkan dengan harga terjangkau hanya Rp 100 jutaan dengan beragam kondisi
20 April 2024, 09:48 WIB
Kejari Jaksel resmi melelang Jeep Rubicon Mario Dandy, kabar tersebut dibagikan di akun Instagram mereka
19 April 2024, 21:54 WIB
Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang memberikan pemutihan pajak kendaraan untuk meringankan beban
19 April 2024, 21:50 WIB
Resmi hadirkan dua model tahun ini, GAC Aion pilih Indonesia jadi basis perakitan kedua di Asia Tenggara
19 April 2024, 21:46 WIB
Jorge Martin menilai kalau Francesco Bagnai lawan kuat dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2024