Insentif Motor Listrik Diyakini Bantu Kurangi Emisi Karbon - Motor Trenoto1

Insentif Motor Listrik Diyakini Bantu Kurangi Emisi Karbon

Pemberian insentif motor listrik dari pemerintah diyakini berperan penting membantu kurangi emisi karbon

Insentif Motor Listrik Diyakini Bantu Kurangi Emisi Karbon
Photo: Polri.go.id

TRENOTO – Pemerintah resmi memberikan bantuan pembelian unit baru motor listrik dengan besaran hingga Rp7 juta per unit. Ini diyakini dapat menarik minat masyarakat untuk beralih dari motor konvensional.

Ada sejumlah syarat motor yang mendapat bantuan, yakni sudah diproduksi dalam negeri dengan tingkat TKDN (tingkat komponen dalam negeri) sebanyak 40 persen atau lebih.

Harapannya pada akhir tahun ada 250 ribu sepeda motor listrik baik unit baru maupun konversi. Jumlahnya kecil jika dibandingkan dengan jumlah penjualan motor di 2022 sebanyak 5.22 juta unit.

Photo : Istimewa

Namun insentif ini dinilai tetap dapat memberi dampak positif yang signifikan khususnya dalam upaya mengurangi tingkat emisi karbon di Indonesia. Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB (Komite Penghapusan Bensin Bertimbel) menyambut baik insentif motor listrik.

Menurutnya insentif sebesar Rp7.8 triliun dapat memitigasi hingga 1.23 juta ton karbon dioksida atau CO2 per tahunnya.

Sepeda motor sendiri menyumbang angka nasional beban emisi karbon tertinggi, mengalahkan moda transportasi lainnya yaitu 104.2 juta ton per tahun atau komposisinya sekitar 41 persen.

Baca juga: Ini Syarat Insentif Pembelian Kendaraan Listrik

“Jabodetabek menyumbang 2.6 juta ton sekitar 18 persen atau tertinggi ketiga setelah truk dan bus,” papar Safrudin seperti dikutip dari Antara, Kamis (09/03).

Di Jakarta, indeks kualitas udara sering berada di atas 200. Angka ini mengindikasikan udara yang tidak sehat, karena kategori baik ada di angka 50.

“Kajian menunjukkan bahwa transportasi merupakan sumber utama pencemaran udara di kawasan perkotaan,” ucapnya.

Krisis Iklim Semakin Parah

Safrudin menjelaskan bahwa banyaknya emisi yang lepas ke atmosfer ditandai fenomena La-Nina atau kebasahan ekstrem, menyebabkan hujan terlalu lebat, banjir, tanah longsor hingga badai.

Kekeringan ekstrem juga kerap terjadi dan membuat temperatur atmosfer semakin panas, menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan hingga gelombang udara panas.

Photo : Antara

Untuk meminimalisir dampak negatif, Safrudin mengimbau masyarakat untuk mengurangi ketergantungan penggunaan kendaraan bermotor khususnya milik pribadi.

“Kalaupun tak bisa meninggalkan kendaraan pribadi, kita bisa bergeser menggunakan kendaraan rendah emisi yaitu mobil atau sepeda motor listrik,” tegasnya.

Artikel Terkait